Pernah melihat bisnis yang sudah sepi dan hampir bangkrut tiba-tiba direnovasi dan berjalan kembali lalu tiba-tiba menghasilkan banyak keuntungan? Atau pernah menemukan toko yang sepi pembeli tetapi tetap eksis bahkan membuka cabang baru?
Atau… Pernah menemukan sebuah usaha yang sepertinya sengaja dibuka ditempat terpencil yang secara geografis sangat tidak strategis?
Kalau iya, ada kemungkinan besar anda telah melihat mesin pencuci yang mencuci uang kotor.
Kenapa Harus Dicuci?
Jika anda membawa uang tunai dalam jumlah besar langsung ke bank, atau melakukan transaksi besar dengan uang tunai, maka anda akan segera dicurigai dan akan diselidiki sumber uang tersebut. Jika ketahuan sumbernya ilegal, maka anda sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Untuk menghindari penyelidikan tersebut, maka uang ilegal atau uang kotor harus dicuci terlebih dahulu. Dalam praktiknya uang bersih bisa saja hanya sekian % dari total uang kotor.
Bagaimana Alurnya?
Untuk mempermudah, saya akan memakai ilustrasi dan cerita (nama, tempat dan sebaginya hanya ilustrasi).
Sebut saja misalnya pak J, menghasilkan atau mendapat uang kotor berupa cash (uang kotor umumnya dalam bentuk cash /tunai /lembaran fisik). Lalu pak J meminta anaknya G dan K untuk membuka bisnis pisang goreng (modal bisa dari uang kotor tersebut), setelah bisnis tersebut berjalan, uang kotor /sisa uang kotor ikut dimasukkan sebagai penghasilan usaha.
Artinya laporan pendapatan usaha dimanipulasi, yang seharusnya hanya ada 3 pembeli, dicatat ada 9 pembeli, 6 pembeli gaib tersebut adalah uang kotor yang dimasukkan sebagai penghasilan usaha.
Uang yang sebelumnya kotor, kini menjadi bersih karena menjadi uang dari hasil usaha. Uang hasil usaha itupun bisa dimasukkan ke bank dan ditransfer atau ditarik seperti uang bersih pada umumnya.
Namun, uang kotor harus dimasukkan secara bertahap yang artinya akan memerlukan waktu, untuk mengatasi hal tersebut pak J, meminta anaknya G dan K untuk membuka cabang baru sebanyak-banyaknya, lalu proses pencucian pun dimulai kembali.
Cara Lainnya?
Bisa dengan membuka yayasan lalu uang kotor dicuci dengan cara memasukkannya sebagai donasi dan sumbangan. Bisa juga dengan membuat atau bekerja sama dengan perusahaan vendor, lalu membuat proyek sosial. Uang kotor dicuci dengan cara dipakai sebagai modal pembangunan, keuntungan vendor adalah uang kotor yang kini sudah bersih.
Jadi begitulah kurang lebih alur dan cara mereka membersihkan uang kotor.