Skip to content

Derajat Manusia Tidak Ditentukan Dari Profesi Apa Lagi Dari Penghasilannya

Profesi atau pekerjaan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya pada dasarnya hanyalah sebuah cara, metode atau alat, bukan sesuatu yang dapat meningkatkan derajat dan nilai seseorang sebagai manusia, saya garis bawahi: derajat atau nilai seseorang sebagai manusia.

Derajat dan nilai sebagai manusia dalam hal ini adalah tingkat penghormatan, martabat, dan kualitas karakter yang berkaitan erat dengan moralitas, integritas, dan kemampuan untuk menciptakan dampak positif di dunia.

Apakah manusia yang memiliki jabatan dan profesi sebagai presiden memiliki nilai lebih tinggi dari manusia yang memiliki profesi sebagai tukang bakso? (Seperti kasus penghinaan tukang bakso yang pernah terjadi)

Belum tentu, jika manusia yang berprofesi sebagai presiden tersebut banyak korup, banyak membuat kebijakan yang merugikan rakyat atau sengaja membuat kebijakan yang hanya menguntungkan dirinya saja.

Maka derajat manusia dengan profesi presiden tersebut jauh lebih rendah dari derajat manusia dengan profesi tukang bakso yang bekerja secara jujur.

Contoh lainya, apakah manusia yang penghasilannya 3 juta per bulan derajatnya lebih rendah dari manusia yang penghasilannya 300 juta per bulan? Belum tentu juga, jika manusia yang penghasilannya 300 juta per bulan tidak bisa menghormati orang lain, sombong dan angkuh, suka menghina, suka menjelek-jelekan, suka berkata kasar serta menganggap dirinya lebih tinggi dari manusia lainnya.

Maka sesungguhnya derajat manusia tersebut jauh lebih rendah dari manusia yang penghasilanya 3 juta per bulan jika manusia dengan penghasilan 3 juta ini bisa menghormati orang lain, sering membantu orang lain, atau sering membagikan hal-hal positif pada sesama maupun pada alam.

Dari dua contoh tersebut, apa yang sebenarnya menentukan derajat atau nilai seseorang adalah tergantung dari bagaimana seseorang tersebut berpikir, berkata dan berbuat. Jika seseorang dengan status sosial (bukan status manusia) yang tinggi lalu berpikir, berkata serta bertindak yang baik, tentu derajatnya tinggi.

Sebaliknya, seseorang dengan status sosial tinggi, jika berpikir, berkata dan berbuat yang tidak baik, maka derajatnya akan sangat rendah.

Apapun profesi kamu saat ini, berapapun penghasilan kamu saat ini, jangan pernah merasa lebih rendah atau lebih tinggi dari orang lain, karena sesungguhnya profesi dan penghasilan tersebut tidak bisa membuat kamu menjadi lebih mulia dari manusia lainnya.

Juga, mari menghormati orang lain berdasarkan bagaimana respon berpikir, berkata dan berbuat orang tersebut, bukan dari profesi atau penghasilannya.

Jadi, sudah jelas bahwa profesi dan penghasilan seseorang tidak bisa menjadi tolak ukur dari tinggi atau rendahnya derajat seseorang, khususnya sebagai manusia.