Skip to content

Mendukung Tokoh Politik Jangan Seperti Mendukung Atlet

Mendukung atau menjagokan tokoh politik, misalnya seperti presiden atau wakil presiden tidak boleh dengan cara nge-fans atau mengidolakan si tokohnya, seperti mendukung atlet. Politikus adalah mereka yang pandai berakting dan pandai melakukan pencitraan sehingga menampilkan citra sesuai dengan apa yang diinginkan. Sering kali mereka mencitrakan diri sebagai pribadi yang sederhana, dekat dengan rakyat dan sebagainya.

Hal tersebut dilakukan karena banyak masyarakat kita yang masih menganggap jika seseorang tampil “baik”, sederhana dan dekat dengan rakyat, maka kebijakan yang dibuat pasti baik dan pro rakyat juga, padahal sering kali tidak demikian. Yang kita dukung dari tokoh politik adalah ide, pemikiran, cita-cita, visi dan misinya, sehingga tidak berpatokan pada si X si Y atau si Z.

Kita juga menilai pekerjaan mereka yang sudah menjabat bukan dari bagaimana citra yang ditampilkan, akan tetapi dari bagaimana kebijakan-kebijakan yang telah dibuat.

Barack Obama, dalam banyak pidatonya, menekankan pentingnya ide dan visi dalam politik. Ia sering mengatakan bahwa pemilih harus mempertimbangkan rencana dan kebijakan daripada sekadar karisma atau kepribadian seorang calon.

Nelson Mandela, mengajarkan bahwa perubahan sosial yang nyata berasal dari ide dan perjuangan kolektif, bukan dari individu. Ia percaya bahwa orang harus mendukung prinsip dan nilai yang lebih besar daripada hanya satu orang.

Mahatma Gandhi, sering menekankan pentingnya prinsip moral dan visi dalam kepemimpinan. Ia berkata, “Kita harus menjadi perubahan yang ingin kita lihat di dunia,” yang mencerminkan pandangan bahwa dukungan harus pada visi perubahan, bukan hanya pada tokoh.

Hillary Clinton, dalam pidato-pidatonya, Clinton sering berbicara tentang pentingnya kebijakan dan visi untuk masa depan, menekankan bahwa pemilih harus melihat apa yang diusulkan calon, bukan hanya reputasi atau citra mereka.

Winston Churchill, percaya bahwa pemimpin seharusnya dinilai berdasarkan tindakan dan kebijakan mereka.

Sedangkan dalam beberapa buku misalnya seperti buku “On Democracy” oleh Robert A. Dahl, membahas konsep demokrasi dan bagaimana pemilih seharusnya fokus pada ide dan kebijakan daripada sosok individu. Ada juga jurnal “The Role of Political Leadership in Political Culture” yang memberikan perspektif tentang bagaimana dukungan terhadap pemimpin harus lebih berfokus pada kebijakan dan visi, bukan sekadar kepribadian.

Oleh sebab itu, sebagai masyarakat kita harus mendukung tokoh politik tidak seperti mendukung atlet, akan tetapi kita dukung berdasarkan ide, pemikiran, cita-cita, visi dan misinya bukan berdasarkan pencitraan nya. Siapapun tokohnya boleh saja, asalkan membawa dan memperjuangkan ide, pemikiran, cita-cita, visi dan misi yang pro rakyat.